Halaman

Jumat, 02 Oktober 2015

My Besties, My Enemy, My Everything

Terinspirasi dari tweet beberapa account di twitter yang membuat ku semakin sadar arti dari sebuah persahabatan, siapa sahabat kita, bagaimana cara membangun sebuah kepercayaan dan kiat-kiat supaya persahabatan semakin erat. Tak kan bisa ku pungkiri, aku bisa seperti ini pun atas bantuan kamu yang selalu ada di samping ku saat sedih, senang, susah maupun bahagia. Kamu yang tak pernah lelah memberikan do'a dan dukungan. Kamu juga yang selalu menguatkan dan mengingatkan aku akan apa yang terjadi pada diri ku ini. Kamu juga yang nemenin aku kalau lagi bolos kerja atau sekedar menghibur diri yang sedang jomblo ini.

G terasa yah. Kita masih bisa bermain bersama. Di hari-hari menjelang hari bahagia dan melepas masa lajangmu. Aku beruntung bertemu dengan mu. Bisa main dan mengenal keluargamu. 6 tahun bukan hal yang mudah untuk mepertahankan semua ini. Entah apa yang membuat kita semakin erat seperti sekarang ini. Beberapa tahun terakhir ini pun, kita juga mulai jarang kumpul bersama. Namun aku bersyukur masih dapat menyimpan semua memory yang telah terjadi dalam kehidupan ini. Memory yang terjadi saat awal kita bertemu hingga kita seperti saat ini.


Hey You !! Yes You !! You who are reading in this article. You are my besties, my enemy but you are my everything in my life (Belagak sok English). Kamu tau apa yang terjadi pada diriku. Semua sikap baik dan burukku. Entah setan darimana yang menghantui aku sehingga aku bisa seperti itu. Di balik semua itu, kamu yang selalu mengingatkan aku untuk selalu melaksanakan ibadah. Kamu masih ingat saat aku menelphone mu di tanggal 12 September lalu?? Jujur aku ingin marah dengan mu. Marah karena mendengar kalimat yang kamu ucapkan sama aku. Kalimat yang bisa membuat ku menangis. Tapi aku gak bisa marah sama kamu. Aku sadar, semua yang kamu katakan itu benar. Aku gak mungkin seperti ini terus menerus. Ketergantungan dengan nikotin yang membuat ku tenang walaupun hanya sesaat. Bukan hanya nikotin yang menghantui aku, tapi juga perilaku free ***. Aku yang belum bisa berubah menjadi wanita seutuhnya seperti kamu dan para wanita yang lain.

Aku gak bisa marah sama kamu. Kalaupun aku marah sama kamu, bukan berarti aku membenci mu. Aku sayang kamu. Aku juga gak mau seperti ini terus menerus. Aku juga gak mau marah terlalu lama dengan mu, karena itu hanya membuat ku semakin tersiksa. Maaf karena aku belum bisa menjadi seperti apa yang kamu harapkan. Kamu segalanya buat ku. Kamu yang bisa membuat aku tenang saat aku resah, kesal atau apapun itulah dengan apa yang terjadi saat ini. Big thanks karena kamu sudah meluangkan waktumu untuk bertemu dengan ku di sela kesibukan mu menyiapkan pernikahanmu. Bukan hanya itu saja, semoga Allah melancarkan segala usahamu dan semoga persahabatan kita ini hingga akhir hayat nanti.

Tidak ada yang lebih berharga daripada sahabat yang setia. Meskipun aku memang bodoh, tapi aku mempunyai seorang sahabat yang tidak menganggapku bodoh. Tidak hanya itu saja, seorang sahabat adalah orang yang menghargaimu kapan pun dan dimanapun walau dunia ini tidak menghargaimu lagi. Sahabat itu lebih jahat dari orang yang suka ngatain kita. Kata-kata yang dikeluarkan bisa membuat kita menangis, tapi mereka juga yang bisa menghibur kita dan itu yang akan kita kangenin nantinya. sahabat yang baik adalah sahabat yang berani berterus terang dan membetulkan kesalahan kita agar kita tidak terus hanyut dalam dosa. Apapun yang terjadi, jangan pernah berubah. Tetaplah menjadi sahabat terbaikku walaupun nantinya kita akan jarang bertemu.

Friendship is a promise made in the heart. Unbreakable by distance. Unchangeable by time. Once a best friend, forever a best friend.

Tidak ada komentar: