Tiga puluh dua tahun sejak di lahirkan, hingga kini aku merasa tidak dapat membuat keputusan yang tepat meski untuk hidupku sendiri. orang tuaku selalu menganggap keputusan yang disampaikan tepat untukku. Tapi bagiku, itu hanyalah sebuah kesedihan yang aku rasakan. Bahagia yang dapat aku rasakan seutuhnya, namun nyatanya semua hanya semu belaka.
Sampai detik ini aku masih terus berpikir, apa yang membuat orang tua ku malu jika calon yang dipilih anak gadisnya tidak sesuai dengan apa yang di inginkan. Apakah semua harus sesuai dengan kesetaraan yang beliau inginkan ? Lalu, jika semua nggak sesuai apakah ada jalan keluar yang diberikan ? Kata "Tidak" menjadi jawaban atas semua pertanyaan itu.
Merasa nyaman dengan seseorang yang sudah di kenal tidak semudah mengenal orang baru. Dia yang bisa memahami aku dengan segala baik dan burukku. Dia yang g comment saat aku bercanda receh atau menertawakannya. Dia yang nggak pernah milih saat di ajak makan atau ngopi bareng. Apa yang aku bilang, dituruti olehnya. Namun ketika aku memperjuangkan semua dengannya, rasanya semua menjadi sia-sia. Tidak ada dukungan keluarga, seolah tak perduli.
Lalu, aku ini anak siapa ? Jika semua akan menjadi sia-sia. Andai aku bisa memilih apa yang aku inginkan dalam hidup ini. Melepaskan seseorang untuk menjadi bagian dari masa depan, merupakan keputusan terberat yang harus aku lewati. Entah apa yang akan terjadi nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar